Disusun oleh Muharror Khudlori ,
Pengasuh PONPES AL-MUBARROK, Demak Jawa Tengah
Konsultasi wa 081228032825
*LIMA QOIDAH POKOK DALAM QOIDAH FIQHIYYAH*
Kaidah pertama:
(Semua Perkara tergantung pada niatnya)
اليَقِيْنُ لا يُزالُ بالشَكِّ
(Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan)
المَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَيْسِيْر
(Masyaqqot menarik kemudahan)
(kebiasaan bisa dijadikan hukum)
5 kaidah dikumpulkan pada kaidah
جَلْبُ الْمَصَالِح وَدَرْءُ الْمَفَاسِدِ
Menarik kebaikan dan menolak kerusakan
(Semua Perkara tergantung pada niatnya)
Dasar-dasar kaidah firman Alloh
ﻭﻣﻦ ﻳُﺮِﺩْ ﺛَﻮﺍﺏَ ﺍﻟﺪُﻧﻴﺎ ﻧُﺆْﺗِﻪ ﻣِﻨْﻬﺎ ﻭﻣَﻦْ ﻳُﺮِﺩْ ﺛﻮﺍﺏَ ﺍﻻﺧﺮﺓِ ﻧُﺆﺗِﻪِ ﻣِﻨﻬﺎ
“Barang siapa yang menghendaki pahala dunia niscaya kami berikan kepadanya pahala di dunia, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat niscaya kami berikan pula pahala akhirat itu”.
Diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah saw:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكلِ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يََنْكِحُها فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْه
رواه البخاري ومسلم
"Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang digantungkan pada niatnya, maka barangsiapa yg hijrahnya untuk Alloh dan Rosulnya maka hijrahnya untuk Alloh dan Rosulnya, dan barangsiapa yg hijrahnya karena dunia yg didapatkannya atau wanita yg dinikahinya maka hijrahnya pada perkara yg dituju"
(Hadist diriwayatkan oleh imam
Bukhori dan Imam muslim).
“Tidak ada pahala kecuali dengan niat”
٢. ﺍﻟﻌِﺒْﺮَﺓُ ﻓﻰ ﺍﻟﻌُﻘُﻮﺩِ ﻟﻠﻤَﻘَﺎﺻِﺪ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻰ ﻻ ﻟﻸﻟﻔﺎﻅ ﻭﺍﻟﻤَﺒَﺎﻧِﻰ
“Yang dianggap dalam aqad adalah tujuan dan makna bukan lafadz dan yg tdk punya makna
٣- ما يُشْتَرَطُ فِيْهِ التّعْيْنُ فَالْخَطَاءُ فِيْهِ مُبْطِلٌ
Perkara yang disyaratkan menentukan niat apabila salah maka batal
٤. ﻣَﻘَﺎﺻِﺪُ ﺍﻟﻠﻔﻆِ ﻋﻠﻰ ﻧِﻴَّﺔِ ﺍﻟﻼﻓِﻆِ
“tujuan lafadz itu tergantung pada niat orang yang melafadzkan”.
٥. ﻣﺎ ﻻ ﻳُﺸْﺘَﺮَﻁُ ﺍﻟﺘَﻌﺮِﻳﺾُ ﻟﻪُ ﺟُﻤْﻠَﺔً ﻭﺗَﻔْصِيْلًا ﺇﺫﺍ ﻋَﻴَّﻨﻪُ ﻭَﺍَﺧْﻄﺎﺀ ﻟَﻢْ ﻳَﻀُﺮَّ
“perkara yang tidak disyaratkan menjelaskan secara keseluruhan atau terperinci bila ditentukan ternyata salah maka tidak batal.
٦. ﺍﻟﻨﻴﺔُ ﻓﻰ ﺍﻟﻴَﻤِﻴْﻦِ ﺗَﺨْﺼِيْصُ ﺍﻟﻠﻔﻆِ ﺍﻟﻌَﺎﻡِ ﻭﻻﺗَﻌْﻤِيمُ ﺍﻟﺨﺎﺹِّ
“Niat dalam sumpah mengkhususkan lafadz yang umum, dan tidak menjadikan umumnya lafadz yang khusus”.
٧. ﺍﻟﻤﻨﻘﻄﻊ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻟﻌﺬﺭ ﻣﻦ ﺃﻋﺬﺍﺭﻫﺎ ﺇﺫﺍ ﻧﻮﻯ ﺧﻀﻮﺭﻫﺎ ﻟﻮ ﻻ ﺍﻟﻌﺬﺭ ﺣﺼﻞ ﻟﻪ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ
“Seseorang yang tidak dapat melaksanakan ibadah karena sesuatu halangan, padahal ia berniat untuk melakukannya jika tiada halangan, maka ia mendapatkan pahala”.
اليَقِيْنُ لا يُزالُ بالشَكِّ
(Keyakinan tidak bisa dihilangkan dengan keraguan)
لا يَنْصَرِفُ حتى يَسْمَع صَوْتًا أو يَجِدُ رِيْحًا
"Hendaknya ia tidak meninggalkan sholatnya sehingga ia mendengar suara atau mendapati bau (dari kentutnya)."
Juga hadits Rasulullah ﷺ dari Abu Sa'id Al-Khudri:
إذا شَكَّ أحَدُكُمْ في صَلاتِه، فَلَمْ يَدْرِ كَم صَلَّى ثَلَاثا أم أربَعا؟ فَلْيَطْرَحِ الشَكَّ وَلْيَبْنِ على ما اسْتَيْقَنَ
"Jika salah seorang kalian ragu-ragu dalam sholatnya dan dia tidak tahu apakah dia sudah sholat tiga atau empat rakaat, maka hendaklah dia buang keraguannya dan menetapkan hatinya atas apa yang ia yakini."
PENGEMBANGAN KAIDAH KE 2
اليقين لا يزال بالشك
١. ﺍﻷَﺻْﻞُ ﺑَﻘَﺎﺀُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ
“Yang Asli adalah tetapnya sesuatu pada keadaan semula”
٢. ﺍﻷﺻﻞ ﺑَﺮَﺍﺀَﺓُ ﺍﻟﺬِّﻣَّﺔ
“Yang Asli adalah bebas dari tanggungan”
٣. ﻣﻦ ﺷَﻚّ ﻫﻞ ﻓَﻌَﻞَ ﺷﻴﺌﺎ ﺃﻭﻻ؟ ﻓﺎﻷﺻﻞُ ﺃﻧّﻪ ﻟﻢ ﻳَﻔﻌَﻠْﻪُ
“Bila seseorang ragu apakah dia sudah mengerjakan sesuatu atau belum, maka dia dianggap belum melakukan”
“yang Asli itu tidak ada.”
٦. ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﻛﻞّ ﺣﺎﺩﺙ ﺗﻘﺪﻳﺮﻩ ﺑﺄﻗﺮﺏ ﺯﻣﻦ
“yang Asli disetiap yg baru itu harus dikira-kirakan kepada masa yang lebih dekat.”
٧. ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﺣﺘّﻰ ﻳﺪﻝَّ ﺍﻟﺪّﻟﻴﻞُ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘّﺤﺮﻳﻢ
“yang Asli disemua perkara adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
٨. ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ
“yang Asli diperkataan adalah Kenyataan.”
.
9. ﺇﺫﺍ ﺗﻌﺎﺭﺽ ﺍﻷﺻﻞ ﻭﺍﻟﻈّﺎﻫﺮ قدم الاصل
“Kalau terjadi pertentangan antara Asal dan Dzahir maka dahulukan yg asli.”
١١. ﺇﺫﺍ ﺗﻌﺎﺭﺽ ﺍﻷﺻﻼﻥ عُمِلَ بالارجح منهما
“Apabila ada dua asal yang saling bertentangan.” Maka Yang lebih kuat harus dimenangkan
١١. ﻭﺍﻟﻈّﺎﻫﺮﺍﻥ ﺭﺑﻤّﺎ ﺗﻌﺎﺭﺽ ﻭﻫﻮ ﻗﻠﻴﻞ
“Dzahir itu kadang-kadang juga bertentangan dengan Dzahir lain, meskipun jarang terjadi.”
المَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَيْسِيْر
(Masyaqqot menarik kemudahan)
Diantara dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
يُرِيدُ اللَّـهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
"Allah menginginkan kemudahan buat kalian dan tidak menginginkan kesulitan buat kalian."
dan juga firman Allah Ta'ala:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
"Dan tidaklah Allah jadikan atas kalian dalam agama ini suatu kesukaran."
Kemudian juga sabda Rasulullah ﷺ:
بُعِثْتُ بالحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَة
"Sesungguhnya aku diutus dengan membawa agama yang lurus dan mudah."
dan juga sabda Rasulullah ﷺ:
يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا
"Permudahlah dan jangan mempersulit."
Pengembangan kaidah ke 3
1.
اَلْاَمْرُ اِذَا ضَاقَ اِتَّسَعَ
Perkara apabila sempit maka menjadi luas
2.
اَلْاَمْرُ اِذَا اتَّسَعَ ضَاقَ
Perkara apabila luas maka menjadi sempit
Diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
"Janganlah memberikan madhorot kepada orang lain dan juga diri sendiri."
Pengembangan kaidah ke 4
١. اَلضَّرُورةُ تُبِيْحُ المحظُوْرَةً
Madlorot dapat memperbolehkan yang dilarang
٢. اَلضَّرَرُ لَا يُزَالُ بِالضَّرَرِ
Madlorot tidak bisa dihilangkan dengan madlorot
٣. دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ
Menolak kerusakan didahulukan dari pada mendatangkan manfa’at.
(kebiasaan bisa dijadikan hukum)
Diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
ما رَآهُ المُسْلمون حَسَنًا فهو عندَ اللهِ حَسَنٌ
"Apa yang kaum muslimin menganggapnya baik maka di sisi Allah juga baik."